Oleh Mas Reza di PMR Wira SMAN 1 Babadan
Prosedur Pembalutan :
Perhatikan tempat atau letak bagian
tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:
- Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang digunakan
dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
- Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
- Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
- Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau
tidak? (untuk menentukan perlu
dibidai/tidak?)
Pilih jenis pembalut yang akan
digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
Sebelum dibalut, jika luka terbuka
perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung
desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan
tindakan desinfeksi luka terbuka:
- Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak
usah ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.
- Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan
dicuci dengan zat antiseptik.
- Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan
air steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di
dalamnya.
- Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus
lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
- Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa
steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan
lembut.
- Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan
penghentian pendarahan dapat dilakukan dengan cara:
- Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan
berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
- Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang
terluka. Penekanan paling lama 15 menit.
- Pengikatan dengan tourniquet.
- Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan
dengan cara biasa.
- Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan
di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
- Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki,
sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit
yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan
sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut
nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
- Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik,
sementara luka ditekan dengan kasa steril.
- Elevasi bagian yang terluka
Tentukan posisi balutan dengan
mempertimbangkan:
- Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang
memang perlu difiksasi
- Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang
lain
- Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan
pokok penderita.
- Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan
berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
- Tidak mudah kendor atau lepas
Prinsip dan Prosedur Pembidaian :
Prinsip
- Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami
cedera (korban jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan
fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan
tindakan perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
- Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang,
jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang.
Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan
akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai
fraktur.
- Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
Prosedur Pembidaian
- Siapkan alat-alat selengkapnya
- Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan
perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan
membalutnya.
- Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah.
Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
- Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan.
Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan
jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada
bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
- Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju,
kopel, dan sebagainya) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap
ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan
jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang
dibidai.
- Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus
cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak
bergerak.
- Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan
setelah dibidai.
- Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu
dilepas.
Thank's Ya
BalasHapus